Tae Guk Gi (The Brotherhood of War), Kisah Haru Tentang Persaudaraan di Medan Perang

 
Anda punya kakak atau adik kandung? Anda ingin tahu indahnya sebuah persaudaraan? Atau Anda sekedar ingin tahu dahsyatnya kehancuran akibat perang? Saya sangat merekomendasikan untuk menonton film dari Korea ini: Taegukgi (The Brotherhood of War – Persaudaraan Perang). Film ini sebenarnya dirilis tahun 2004 (6 tahun yang lalu), tapi saya kira tidak sulit menemukan film ini di rental-rental film favorit, karena saking favoritnya film ini.

Film yang berlatarbelakang Perang Korea tahun 1950 ini sungguh sangat apik sekaligus sangat tragis. Sangat apik karena action serta special effect yang digunakan sebanding dengan film-film perang lainnya dari Hollywood seperti Saving Private Ryan, Band of Brothers, Pearl Harbor, dsb. Selain penampilan efek yang akan memanjakan mata (alias membuat mata tidak akan berkedip apalagi ngantuk) itu, tentu saja cerita film ini juga sangat sangat sangat sangaat bagus, sekaligus tragis.

Film berdurasi dua setengah jam ini bercerita tentang dua tokoh utama, yang adalah kakak-adik kandung, yaitu Jin-tae (Jang Dong-gun) dan Jin-seok (Won Bin). Sang kakak, Jin-tae, bekerja sebagai seorang penyemir sepatu untuk membiayai sekolah adiknya dan menghidupi keluarganya, terutama setelah ayah mereka meninggal dunia dan ibu mereka tidak bisa berbicara lagi. Di awal film ini sebenarnya sudah terasa mengharukan, ketika Jin-tae yang kesana-kemari menjadi tukang memperbaiki sepatu, membelikan sebuah es krim, pulpen, dan bahkan berjanji akan membuatkan sepatu terbagus untuk adiknya kuliah di tahun depan.

Taegukgi: Sepatu yang dijanjikan

Masalah mulai terjadi ketika Perang Korea meletus, dimana wajib militer diberlakukan bagi seluruh pemuda di sana. Sang adik, Jin-seok, memilih untuk mendaftar menjadi tentara tanpa sepengetahuan sang kakak dan ibunya, yang padahal ketika itu mereka sedang bersembunyi dari wajib militer dan dalam perjalanan mengungsi ke daerah lain. Kakaknya berusaha menarik kembali adiknya itu, tapi usahanya gagal, bahkan sang kakak harus terkena wajib militer juga. Akhirnya, tanpa sempat berpamitan dengan ibu mereka, kakak-beradik itu dikirim ke pelatihan tentara dan ke garis depan peperangan.

Kedua saudara itu harus mengalami beberapa pertempuran. Sejak awal, sang kakak mempunyai komitmen untuk melindungi adiknya dan menginginkan adiknya itu bisa dikirim pulang. Maka, sang kakak selalu meminta pada pimpinan pasukan agar diizinkan agar dia bisa selalu bisa dekat dengan adiknya sekaligus terus melindunginya, dan memohon agar adiknya tersebut bisa dikirim pulang. Pimpinan pasukan memberi izin, tapi tidak untuk bisa dikirim pulang. Adiknya bisa dikirim pulang jika sang kakak bersedia menjalankan misi-misi khusus, yang tentu saja sangat berbahaya. Perjanjian ini tidak diketahui oleh sang adik.

Adik dan Kakak

Misi demi misi dilakukan oleh sang kakak. Misi ini benar-benar khusus, bahkan boleh dikatakan misi bunuh diri, karena resikonya yang sangat besar. Setiap berhasil menyelesaikan misi, sang kakak selalu mendapatkan penghargaan dan promosi jabatan dari pimpinan pasukan. Tapi itu semua ternyata belum bisa mengantarkan adiknya pulang kembali ke rumah. Sampai akhirnya, sang adik, justru mengira kakaknya menjadi gila penghargaan dan jabatan. Sang adik mulai membenci kakaknya yang dianggapnya mulai berubah ini.

Pada suatu ketika, sang kakak mendapatkan penghargaan tertinggi, dan akhirnya mendapatkan izin untuk memulangkan adiknya kembali ke rumah. Sebelum sempat memulangkan sang adik, mendadak terjadi sebuah serangan besar dari musuh. Dalam peristiwa ini sang adik terluka dan harus dibawa ke rumah sakit. Kekacauan ini membuat sang kakak mengira adiknya telah mati dalam serangan itu. Dalam keputusasaan yang sangat dan menjadi-jadi, sang kakak justru kemudian berganti haluan, bergabung ke dalam pasukan musuh, melawan negaranya sendiri. Sang adik akhirnya mengetahui ini, dan dia juga menyadari apa yang dilakukan oleh kakaknya (yang ia benci) ternyata adalah untuk melindunginya. Kini gilirannya untuk berusaha membawa pulang kakaknya kembali pada negara dan keluarganya.

Taegukgi: Keikhlasan

Taegukgi: Pengorbanan dan Ketulusan Cinta

Adegan-adegan berikutnya adalah adegan yang sangat tragis dan benar-benar mengaduk-aduk emosi serta hati kita. Kedua saudara kandung itu harus saling berperang dan berkelahi habis-habisan, sampai akhirnya sang kakak menyadari bahwa adiknya ternyata masih hidup. Mereka berdua saling berjanji untuk bertemu kembali di rumah, untuk meneruskan cita-cita masuk universitas, dan membahagiakan ibunya. Walau kemudian sang kakak harus memberikan pengorbanannya yang tertinggi untuk adiknya…
Musik latar (background music) yang sangat sangat bagus dan luarbiasa, semakin membuat film ini semakin tragis dan mengharukan. Tema suasana perangnya, orchestra-nya, membuat kita kadang serasa ikut merasakan suasana semangat membara, suasana keluarga yang hangat, dan tentu saja merasakan kedahsyatan perang itu sendiri. Menyentuh lubuk hati dan jiwa kemanusiaan kita yang terdalam.

Tae Guk Gi: The Brotherhood of War

1 comment:

  1. Saya baru menonton film ini hari ini dan berencana untuk menuliskan resensinya. terimasih sudah memberikan ulasan sebagai bahan pembelajaran juga.

    ReplyDelete