Review Film Power Ranger 2017 - Reuni film anak 90-an





Siapa yang tidak pernah menonton serial super hero Power Ranger yang dulu selalu tayang setiap hari minggu di Indosiar. Semua anak muda generasi 90'an tanpa terkecuali pasti tahu . Iya, saya adalah mantan anak-anak 90-an yang sebegitu gemar pada serial televisinya hingga tak peduli seburuk apapun hasil akhir reboot-nya ini. Melihat trailernya yang suram, saya pikir hampir semua orang sudah menduga ia akan menjadi film yang buruk. Well, Power Rangers ternyata tak seburuk ekspektasi saya dan tak sesuram yang saya duga. Filmnya lumayan seru, menggabungkan drama remaja yang tersisihkan dengan cerita origin superhero. 

Saya tidak memasang ekspektasi tinggi untuk film ini. Trailernya terlihat menjanjikan, tapi saya  tidak mau kebawa perasaan supaya tidak kena php. Bagus ya puji, jelek ya bilang jelek. Untungnya, dengan ekspektasi yang rendah itu saya sangat menikmati film ini selama 2 jam 4 menit. Tanpa mengantuk, hanya sesekali menguap.
Pada bagian pertama film, penonton akan melihat flashback pada masa 75 juta tahun silam di planet bumi, dimana kelompok Power Rangers yang dipimpin oleh Zordon (Bryan Cranston) dikalahkan oleh rekannya sendiri, Rita Repulsa (Elizabeth Banks). Yup, Rita Repulsa di film ini adalah anggota Power Rangers! Cerita beralih ke masa kini, masih di wilayah yang sama namun sekarang telah berubah menjadi sebuah kota kecil bernama Angel Grove. Alur cerita dan pengenalan kelima tokoh utama yang ada, Jason (Dacre Montgomery), Billy (RJ Cyler), Kimberly (Naomi Scott), Zack (Ludi Lin) dan Trini (Becky G).

Mereka nantinya juga menemukan pesawat ruang angkasa raksasa yang terkubur disana yang dihuni oleh robot bernama Alpha 5 (Bill Hader). Alpha mengajak mereka bertemu dengan Zordon (kepala Bryan Cranston), alien yang merupakan mantan Ranger. Semua ini belum cukup pelik sampai kelima remaja ini diberitahu bahwa mereka adalah superhero pelindung semesta, Power Rangers. Namun untuk hal ini, mereka harus bisa morphing alias berubah menjadi pahlawan dengan kostum penuh. Dan waktu semakin menipis, karena musuh bebuyutan Zordon, Rita Repulsa (Elizabeth Banks) mulai bangkit dan meneror kota. 

Untuk bagian awal yaitu pengenalan dan bagian kedua yang merupakan proses latihan menjadi Rangers. Dikisahkan dengan gaya yang cukup menarik. Kupaman sih cukup senang dengan pendekatan film Power Rangers yang berusaha untuk tampil serealistis mungkin. Tapi mungkin akan ada fans atau penonton yang kurang menyukai dengan jalan ceritanya yang agak sedikit membosankan, setidaknya di bagian awal.

Secara penokohan karakter yang paling menonjol di dalam film adalah Billy. Entah apakah ini karena penyakit autisme yang dideritanya. Namun karakter Billy di film menjadi sosok yang lebih karismatik dan paling mudah disukai diantara rekan-rekannya. Sedangkan Rita Repulsa versi film ini entah kenapa tidak begitu menarik. Apakah karena porsi kemunculannya yang kurang atau memang penokohan karakternya yang enggak jelas. Kadang terlihat sangat kejam, namun kadang terlihat konyol dan polos.

Komposisi cerita film ini menurut saya sudah benar, 80% proses menjadi Power Rangers dan 20% kelahi lawan musuh. Proses 5 sekawan menjadi Power Rangers memang serba kebetulan dan banyak bolong-bolong cerita yang bikin lompat sana-sini, tapi ya sudahlah ya toh masih enak untuk ditonton. Akting pemainnya ada yang kadang kaku dan garing, terutama si Zack. Musuhnya, Rita Repulsa, lemah banget. Kurang greget meskipun makeup-nya bikin saya inget sama Sadako. Untuk ukuran bekas Ranger Hijau yang bisa bunuh Zordon dan former power rangers lainnya, ngelawan rookie malah sekali tampar langsung nyahok. Goldar yang dibuat dari cadangan emas (bukan tanah liat loh ya) kota Angel Grove malah lebih sakti dari Rita.

Namun, ada nilai plus dari film ini yang berada di luar ekspektasi saya. Alpha 5 yang saya pikir akan garing seperti film serialnya tahun 90an itu plus redesign yang ga banget, ternyata karakter yang fresh dan menyenangkan. Dialog yang tidak kaku, malah cenderung gaul membuat Alpha menjadi adorable. Design-nya yang berbeda jauh dari design 90an ternyata fit dengan latar belakang cerita. Alien. Kemudian ada dua momen ketika semua nostalgia Power Rangers itu tergali. Pertama; ketika zords pertama kali keluar sarang secara bersama-sama beserta Power Rangers di dalamnya. Adegan itu diberi latar lagu ‘Go Go Power Rangers’.




Tampilan Baru Alpha dalam Power Ranger 2017. Saya merinding seketika, seperti ada bocah yang sedang berteriak kegirangan di dalam diri saya. Saya pun tanpa sadar ikut bernyanyi ‘Go Go Power Rangers’ ketika itu. Puas. Momen kedua adalah ketika film akan berakhir. Ada cameo aktor-aktor Power Rangers sempat muncul dan menjadi high light sorotan kamera. Ada Tommy (Jason David Frank), Kimberly (Amy Jo Johnson), dan Jason (Austin St. John) memerankan masyarakat jelata Angel Grove yang turut merayakan kemenangan Power Rangers melawan musuh-musuh yang gagal menguasai dunia. 

Yang menjadi minus dari film ini adalah bagaimana cara Power Rangers mengalahkan Rita Repulsa dan monster raksasanya, Goldar. Solusinya kurang greget, kurang memuaskan! Hampir sama menggelikannya dengan film perdananya ketika para Rangers mengalahkan Ivan Ooze dengan tendangan Megazord dibagian tertentu. Selain itu,sebenarnya adegan aksi dan juga pertempuran menggunakan zordnya cukup seru, namun sangat disayangkan durasinya terlalu singkat. Kemunculan lagu tema “Go Go Power Rangers” juga terkesan dipaksakan. 
Bagi saya sendiri film ini cukup menarik kenangan lama saat masih SD dulu ( uda tua ternyata, hehe). Dimana saat itu masa-masa masih bisa dibilang surga nya film anak-anak, bukan hanya Power Ranger, ada juga super hero laind di luar Marvel dan DC, seperti Ultraman, Satria Baja Hitam, juga serial animasi kartun lain yang sekarang malah ngangenin.. Menurut saya film ini secarakeseluruhan cukup baik bagus secara kualitas visual dibandingkan dengan tayangan serial nya. Juga secara cerita, cukup membuat penasaran dengan kemungkinan kelanjutan ceritanya. 




No comments: